Allah Cinta Akhlak Mulia


👑 MAHKOTA MUSLIM 👑
Hiasan Mulia Seorang Hamba
Oleh : Ust. Ahmad Husain, Lc, M.Pd


Jalan perjuangan menuju cinta Ilahi adalah jalan panjang nan terjal, penuh liku dan sarat pengorbanan. Tak banyak orang yang sanggup melaluinya. Ia adalah jalan para nabi, para shiddiq, para syuhada, dan orang-orang shaleh.

Nabi Ibrahim alaihissalam meraih gelar Khalilullah, kekasih yang dicintai Allah, setelah puluhan tahun meniti jalan ini. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pun demikian. Sejarah tak akan pernah sanggup mengabadikan seluruh pengorbanan mereka. 

Tak sedikit memang keistimewaan yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya bagi mereka yang telah menjadi kekasih Allah ini. Sangat berbanding lurus dengan beratnya perjuangan memperoleh predikat itu. 

Dalam satu hadis qudsi misalnya, digambarkan bahwa hamba yang berhasil meraih cinta Ilahi jiwa raganya akan selalu terikat kendali dengan Rabbnya. Maka pikiran dan tingkah lakunya akan selalu terjaga, tak mudah keluar dari jalan yang diridhoi Allah. Bimbingan Allah menyertai setiap langkahnya. Akal pikirannya, ucapan lisannya, pendengarannya, pandangan matanya, langkah kakinya, semua dijaga oleh Rabbnya. Tak sebatas itu, Allah juga akan menjaga kekasih-Nya itu dari kejahatan makhluk manapun yang hendak mengganggunya. Bahkan apapun yang ia minta akan dipenuhi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Allah berfirman dalam hadis qudsi tentang itu:

“Siapa yang menyakiti wali-Ku maka ia hendak berperang dengan-Ku. Tidak ada hamba yang mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan atas dirinya. Ada hamba yang terus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintanya, Aku akan menjadi telinga yang ia gunakan untuk mendengar, mata yang ia gunakan untuk melihat, tangan yang ia gunakan untuk memukul, kaki yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta Aku pasti memberinya, jika ia memohon perlindungan Aku akan melindunginya, dan Aku tak pernah ragu untuk melakukan apapun yang Aku mau selain mencabut nyawa seorang mukmin (yang Aku cintai), ia takut melewati kematian dan Aku takut menyakitinya.” 

Kita tentu tak akan pernah bisa setangguh manusia-manusia pilihan Allah itu. Apalagi kita adalah manusia akhir zaman. Empat belas abad bentangan waktu yang memisahkan kita dari tiga generasi terbaik umat ini; Generasi sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in.

Kendati demikian, itu tak menjadi penghambat bagi kita untuk bisa menjadi bagian dari para kekasih Allah. Ada satu hal yang dapat kita tauladani dari manusia-manusia hebat itu; akhlak mereka yang mulia. Ya, dengan mencontoh akhlak mulia mereka kita bisa menjadi Khalilullah, kekasih yg dicintai Allah.
Rasulullah bersabda:

"Hamba yg paling dicintai Allah adalah yg paling baik akhlaqnya"

Ø¥ِÙ†َّ Ù…َØ«َÙ„َ Ù…َا بَعَØ«َÙ†ِÙ‰ اللَّÙ‡ُ بِÙ‡ِ عَزَّ ÙˆَجَÙ„َّ Ù…ِÙ†َ الْÙ‡ُدَÙ‰ ÙˆَالْعِÙ„ْÙ…ِ ÙƒَÙ…َØ«َÙ„ِ غَÙŠْØ«ٍ Ø£َصَابَ Ø£َرْضًا
”Perumpamaan apa yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepadaku berupa petunjuk dan ilmu itu adalah seperti air hujan (”ghoits”) yang jatuh ke bumi” (HR. Muslim no. 6093)

Ia menghidup kan hati yang kering, menumbuhkan kebaikan dan iman seperti hujan menghijaukan tanah gersang, ia telaga sejuk bagi setiap pencari kebenaran.

Komentar

Postingan Populer